Oleh Gatot Danar Sulistiyanto



Nek muni asik
(kalau bunyi...asik).

Ini merupakan sebuah proses sebab-akibat, dimana "bunyi" meupakan penyebab terjadinya reaksi "asyik". Kalau dikembangkan lebih lanjut, bunyi yang bagaimana yang bisa menimbulkan rasa "asyik"?. Tentulah hal ini sangat sosiologis, dan bahkan bisa sangat ilmiah musikologis. Keasyikan orang Padang dalam perihal bunyi beda dengan orang Sumbawa. Orang Jawa mendengarkan perkutut bisa menumbuhkan rasa tentram,sampai-sampai muncul kriteria dan varian kualitas perkutut. Ada perkutut thuthuk 6 (hur k'te kuk kuk kuk kuk kuk kuk) yang tentu saja semakin banyak sangat menentukan harga. Nah, rasa tentram ini yang mengasyikkan. 

varian-varian keasyikan dalam bunyi
Berbagai macam ragam keasyikan dalam hal mendegarkan bunyi, bisa dibeber sebagai berikut;
1. asyik-tentram
2. asyik-menggelitik
3. asyik-mengusik
4. asyik-mencekam/ ngeri
5. asyik-mengharukan
6. asyik-transenden
7. asyik-rumit
8. asyik-imajinatif
dll. (silahkan bisa dikembangkan...!) 

Dan lawan dari segala bentuk keayikan tersebut adalah "ke-jemuan" yang berakibat pada rasa bosan. Jemu dan bosan itu terjadi ketika diri kita gagal "meresap" pada sebuah peristiwa bunyi dalam musik (musik sebagai peristiwa bunyi) karena terhalang oleh munculnya kadar peristiwa yang itu-itu saja. Sekali dilanda bosan, maka sebenarnya anda sedang "terlempar" dari kenyataan rentetan peristiwa tersebut. 

Semakin banyak kita temukan segala macam bentuk keasyikan bunyi, maka kita paling tidak telah nyelengi modal awal apresiasi musik, yang sangat mungkin untuk di investasikan pada bentuk-bentuk berbagai produk musik dari berbagai jaman. Sehingga bathi/ labanya adalah berbagai pengetahuan rasa seni supra-musikal, yang merupakan bahan bakar utama untuk mengolah/ menggarap hidup secara otomatis.

Bila hidup mu ter-olah, pohon waktu akan panen raya buah "keindahan", yang bila kau makan, tubuhmu akan penuh kalori "cinta", dan jika kamu berkeringat, Allah SWT mengutus malaikat dan mengusap keringat itu dengan handuk "ilmu".

[Minggiran, 2 September 2013]